[artikel umum] astudioarchitect.com Barangkali Anda sudah pernah mendengar konsep "East meet West" yang merupakan penggabungan arsitektur gaya 'Timur' dan 'Barat'. Penggabungan ini merupakan cara yang baik untuk memberikan nuansa berbeda dalam rumah tinggal, bangunan maupun desain interior. Arsitektur dan interior design 'east meet west' itu membutuhkan naluri atau sense of design yang tinggi agar terlihat selaras. Berikut ini artikel dalam koran Seputar Indonesia (Sindo) hasil wawancara saya dengan mbak Raya dari Koran Sindo.
Dalam Koran Sindo: Ekspresikan Rumah Bergaya East Meet West
KONSEP arsitektur rumah bergaya barat dan timur masih menjadi favorit. Sebab, keduanya menggabungkan dua budaya yang membuat tampilan rumah menjadi unik dan asri.
Selain itu, dengan penerapan gaya tersebut rumah juga terlihat lebih elegan. Menurut
Probo Hindarto, arsitektur Barat dan Timur merupakan suatu konsep yang berlaku untuk rumah dengan menggabungkan keduanya dalam satu gaya, dekorasi, atau arsitektur rumah tinggal maupun interiornya.
Pernik-pernik gaya etnik untuk mencerminkan sisi 'East'
Hal tersebut banyak dipicu oleh keinginan mendapatkan sentuhan baru dalam desain, seperti perpaduan arsitektur modern dengan dekorasi bergaya etnik, atau arsitektur tradisional dari ”Timur” yang digabungkan dengan dekorasi bergaya modern.
Namun, Probo menjelaskan saat ini penerapan konsep tersebut di Indonesia sudah sangat sesuai, bahkan bisa menjadi ide desain yang menarik.
“Saat ini gaya rumah perpaduan Barat dan Timur juga sudah menjadi tren, bahkan sudah diaplikasikan dalam arsitektur rumah modern, yang diisi dengan banyak furnitur, pernik, dan aksesori rumah bergaya etnik,” tambah Probo.
Selanjutnya, dia juga mengatakan konsep east meet west (penggabungan Timur dan Barat) ini banyak diterapkan justru oleh orang Barat. Sebab, mereka jenuh terhadap arsitektur gaya barat yang cenderung ke arah arsitektur modern.
Sebagai contoh: Desain wadah air dengan gaya desain 'Zen' Jepang bila digabungkan dengan gaya modern akan tampil sebagai perpaduan antara Timur dan Barat. Sementara arsitektur klasik sudah banyak mengalami stagnasi dan tidak lagi dikembangkan. Probo menuturkan, konsep east meet west merupakan konsep arsitektur modern untuk framing atau konsep bangunannya, sedangkan untuk eastnya lebih pada interior atau pernak-perniknya.
Artinya, menambahkan unsur dekoratif bergaya etnik “Timur”, seperti dekorasi gaya China, atau Jawa. Ciri rumah berkonsep ini biasanya berwarna cenderung ke arah warna netral dan warna-warna material alami untuk bergaya modern.
Sedangkan warna dari “Timur”-nya, biasanya muncul sebagai warna yang berasal dari unsur tradisional, seperti merah untuk aksesori dari budaya Tionghoa, atau warna hijau, kuning, dan merah untuk budaya Jawa dan Madura, atau yang lain.
Untuk desain Interior sering kali merupakan perpaduan antara furnitur modern dan furnitur etnik, ditambahkan dengan unsur dekoratif yang kurang lebih sama. Konsep arsitektur gaya Barat dan Timur ini sebenarnya sudah ada sejak dari puluhan tahun lalu.
Konon, karena ingin mematahkan kesan kaku pada gaya rumah Eropa sehingga banyak pemilik rumah memadukan ornamen Barat dengan ornamen-ornamen bergaya Timur. Alhasil, jadilah konsep arsitektur Barat dan Timur.
Maklum saja, rumah-rumah jaman dulu banyak dipengaruhi gaya-gaya Eropa yang kaku, sehingga untuk mematahkan kesan tersebut biasanya masyarakat mencampurkan dengan material kayu seperti penggunaan pintu gebyok atau profil-profil berbahan kayu.(Koran SI/Koran SI/nsa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar